Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memperingatkan bahwa adanya epidemi penyakit campak di negara Eropa dalam 8 tahun terakhir ini. Pada enam bulan pertama di tahun ini saja telah tercatat lebih dari 41.000 kasus campak yang terjadi di daratan Eropa. Angka ini sangat jauh melebihi dari total akhir tahun pada setiap tahun lainnya dalam beberapa dekade ini.
Setidaknya kurang lebih 37 orang telah diyakini sudah meninggal dunia akibat penyakit campak. Walaupun sudah terdapat vaksinasi yang dapat mencegah penyakit ini.
Ada sekitar tujuh negara seperti Yunani, Italia, Perancis juga sudah melaporkan ada 1.000 infeksi pada tahun ini. Kasus yang paling banyak itu terjadi di Ukraina dengan angka yang melebihi 23.000 infeksi yang terjadi pada masyarakatnya. Meskipun angka kematiannya tinggi dan menjadi yang tertinggi adalah di Serbia yang mencapai sampai 14 kasus.
Setelah peringatan dari WHO ini lembaga kesehatan dari Inggris meruahkan bahwa pentingnya dua dosis vaksinasi campak, rubella dan gondok ( MMR ). Karena sebagian besar kasus yang terjadi di inggris itu dialami oleh para remaja dan juga dewasa muda. Generasi tersebut terlahir tepat pada saat ketakutan dan gerakan anti-vaksin yang sedang merebak karena telah dianggap penyebab dari gejala Autisme.
Sedangkan diindonesia sendiri Vaksin MR telah menuai beberapa polemik karena terdapat kandungan yang berunsur babi yang terdapat didalamnya. Hal ini pun langsung membuat para orang tua takut untuk melakukan vaksinasi kepada anak – anaknya.
Walaupun begitu Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) menerangkan bahwa vaksin ini masih tetap dapat digunakan karena telah memenuhi kaidah dalam kedaruratan.